Sabtu, 03 November 2012

membuka mata menghadapi dunia


assalamualaikum.wr.wb



selasa, 31 januari 1995 pada pukul 18.00 WITA tepatnya di Banjarmasin aku di lahirkan , dari seorang ibu yang mengandungku hanya 7 bulan lamanya.Aku di lahirkan pada saat partai NU mulai di terbitkan,semua partai sedang demo keliling wilayah Banjarmasin,sehingga kributan sering terjadi pada saat itu, dan jalan menjadi macet.
       Pada sore itu ibuku merasa kesakitan perut dan menandakan bahwa janin dalam perutnya akan keluar,ibuku yang panik berteriak memanggil ayahku untuk mengantarkannya ke klinik bersalin. Di kampungku masih tidak ada klinik bidan mau pun PUSKESMAS yang tersedia,sehingga harus mencari klinik yang berada di luar kampung ku . jauhnya tempat klinik , dan macetnya jalan akibat demo para partai , menambah kesulitan bagi ayahku mengendara dan membuat ibuku harus bertahan untuk pergi kesana demi keselamatanku . Ibu hanya bisa berkata kepada ku , seolah aku akan mengerti apa yang dia mau , “sabar ya nak, sebentar lagi nyampe” ucap ibuku sambil mengusap perutnya. tak beberapa lama kemudian, ibuku dan ayahku tiba di klinik. Ibuku sudah tak tahan lagi,seakan aku ingin keluar sendiri . Ibuku dengan panik langsung mencari kamar tidur untuk beristirhat dan mengharapkan bidan akan menanganinya tanpa memperdulikan orang yang menyuruhnya masuk atau tidak . Namun, semua berbeda dengan apa yang ibuku pikirkan, ternyata bidan yang menanganinya sedang tidak ada di tempat , hanya ada pembantunya saja . Ibuku lemas,hingga akhirnya aku terlahir sendiri tanpa bantuan siapa pun , dan itu membuat pembantu bidan tersebut terkejut . Ibuku tak menyangka,aku adalah perempuan,karna waktu itu biaya USG sangat mahal , sehingga ibuku tak mengetahui apa jenis kelamin janinnya. Pembantunya hanya membantu mengangkatkan aku dan memandikan aku. Tak beberapa lama kemudian,bidan itu datang dan heran melihat seorang bayi di mandikan oleh pembantunya. Namun, ada satu hal yang membuat kebingungan bidan itu, sejak lahir aku tidak menangis dan bergerak  sama sekali. bidan itu pun langsung menyedot mulutku dengan pipa untuk memberi nafas pada ku saat itu . aku pun mulai bisa bernafas , namun belum bisa menangis . Tak beberapa lama kemudian , aku di masukan kedalam tabung agar mendapatkan kehangatan dan energi karna badan ku yang kecil hanya 2,6 ons saja. Ibuku yang masih lemas , mencoba mencari bayinya tadi. dan bidan menceritakan hal tersebut pada ibuku , dengan cemas dan lemas ibuku ingin sekali melihatku yang terbaring lemas di dalam tabung .
 

Dunia An-Nissa. Design By: SkinCorner