skip to main |
skip to sidebar
assalamualaikum.wr.wb

selasa,
31 januari 1995 pada pukul 18.00 WITA tepatnya di Banjarmasin aku di lahirkan ,
dari seorang ibu yang mengandungku hanya 7 bulan lamanya.Aku di lahirkan pada
saat partai NU mulai di terbitkan,semua partai sedang demo keliling wilayah
Banjarmasin,sehingga kributan sering terjadi pada saat itu, dan jalan menjadi
macet.
Pada sore itu ibuku merasa kesakitan perut
dan menandakan bahwa janin dalam perutnya akan keluar,ibuku yang panik
berteriak memanggil ayahku untuk mengantarkannya ke klinik bersalin. Di
kampungku masih tidak ada klinik bidan mau pun PUSKESMAS yang tersedia,sehingga
harus mencari klinik yang berada di luar kampung ku . jauhnya tempat klinik ,
dan macetnya jalan akibat demo para partai , menambah kesulitan bagi ayahku
mengendara dan membuat ibuku harus bertahan untuk pergi kesana demi
keselamatanku . Ibu hanya bisa berkata kepada ku , seolah aku akan mengerti apa
yang dia mau , “sabar ya nak, sebentar lagi nyampe” ucap ibuku sambil mengusap perutnya.
tak beberapa lama kemudian, ibuku dan ayahku tiba di klinik. Ibuku sudah tak
tahan lagi,seakan aku ingin keluar sendiri . Ibuku dengan panik langsung
mencari kamar tidur untuk beristirhat dan mengharapkan bidan akan menanganinya
tanpa memperdulikan orang yang menyuruhnya masuk atau tidak . Namun, semua
berbeda dengan apa yang ibuku pikirkan, ternyata bidan yang menanganinya sedang
tidak ada di tempat , hanya ada pembantunya saja . Ibuku lemas,hingga akhirnya
aku terlahir sendiri tanpa bantuan siapa pun , dan itu membuat pembantu bidan
tersebut terkejut . Ibuku tak menyangka,aku adalah perempuan,karna waktu itu
biaya USG sangat mahal , sehingga ibuku tak mengetahui apa jenis kelamin
janinnya. Pembantunya hanya membantu mengangkatkan aku dan memandikan aku. Tak
beberapa lama kemudian,bidan itu datang dan heran melihat seorang bayi di
mandikan oleh pembantunya. Namun, ada satu hal yang membuat kebingungan bidan
itu, sejak lahir aku tidak menangis dan bergerak sama sekali. bidan itu pun langsung menyedot
mulutku dengan pipa untuk memberi nafas pada ku saat itu . aku pun mulai bisa
bernafas , namun belum bisa menangis . Tak beberapa lama kemudian , aku di
masukan kedalam tabung agar mendapatkan kehangatan dan energi karna badan ku
yang kecil hanya 2,6 ons saja. Ibuku yang masih lemas , mencoba mencari bayinya
tadi. dan bidan menceritakan hal tersebut pada ibuku , dengan cemas dan lemas
ibuku ingin sekali melihatku yang terbaring lemas di dalam tabung .